Beberapa saat yang lalu di suatu sore saya menyempatkan diri berkeliling di salah satu pusat perbelanjaan. Tentu saja saya tidak sendirian, tetapi ditemani oleh “seorang dekat yang bukan sahabat apalagi sekedar kerabat”. Secara tak sengaja pula atau lebih tepatnya tanpa direncanakan sebelumnya, kami mampir ke salah satu toko buku terbesar di kota ini yang kebetulan letaknya berseberangan dengan pusat perbelanjaan tersebut. Beruntungnya lagi ketika itu menjelang akhir tahun dan tentu saja saatnya pesta diskon besar-besaran di sana-sini, tak terkecuali di toko buku tersebut.
Akhirnya....tentu saja kami mampir ke toko buku tersebut, seperti biasa tak ada rencana khusus untuk membeli buku tertentu sekedar melihat-lihat lalu jika ada yang cocok dan tertarik barulah membeli..hehe...
Di tengah-tengah buku-buku diskon yang tersusun rapi di sana-sini dan orang-orang yang sibuk ingin membeli atau memang niat awalnya hanya sekedar ingin melihat-lihat (selayaknya saya...he). mata saya tiba-tiba tertarik dengan salah satu buku lalu mengambilnya....buku itu berjudul Larutan Senja yang merupakan antologi cerpen karya Ratih Kumala. Berikut adalah cover buku tersebut :
Di bagian belakang buku terdapat kutipan yang diutarakan oleh Triyanto Triwikromo (pencerita dan redaktur sastra), kutipannya adalah sebagai berikut : “membaca cerita-cerita Ratih Kumala, kita seperti bertamasya tak henti-henti dengan kaki pincang. Kita tak akan sampai-sampai ke pusat makna. Begitu banyak labirin yang harus dilalui......” .
Jika boleh jujur sebetulnya dengan membaca kutipan tersebut, ditambah membaca sekilas cerpen di awal buku tersebut dan ketidaktahuan saya dengan seorang Ratih Kumala, maka saya pun akhirnya membeli buku tersebut.
Setelah selesai membaca ke semua cerpen yang terdapat dalam buku tersebut dalam beberapa kali duduk (karena ada yang mengartikan cerpen adalah cerita yang selesai dibaca sekali duduk)...he..
Saya merasa jatuh cinta dengan cerita-cerita Ratih Kumala itu. Cerpennya santai, mengalir, terasa dekat dengan realitas kehidupan kita, tak terlalu banyak memakai metafora (yang oleh penulis lain sering digunakan sebagai salah satu unsur mempercantik tulisannya), namun meskipun tak banyak menggunakan metafor cerpennya tetap indah dengan caranya tersendiri, tetap agak sulit untuk dipahami begitu saja (ini yang selalu saya suka, maksud saya mungkin terkesan agak-agak “absurd”).
Lantas saya langsung googling di Internet mencari tahu tentang Ratih Kumala, ternyata saya menemukan blog miliknya, kemudian akun facebook-nya (tapi sayang sekali sudah tidak bisa di add, karena temannya sudah terlalu banyak). Belakangan jejaring sosial semacam facebook memang membuat kita semakin dekat saja dengan para idola, entah penyanyi pujaan, penulis favorit atau mungkin anggota boyband idaman...he. Dan sekarang ini setelah kagum dengan salah satu dari mereka, kita akan dengan mudah menemukan mereka di jejaring sosial, lantas berteman, dan kemudian berinteraksi dalam kapasitas tertentu.
Balik lagi ke Ratih Kumala, waahhh...ternyata dia memang penulis hebat (sayang sekali saya baru mengenalnya sekarang) cerpennya ternyata beberapa kali dimuat di majalah atau surat kabar ternama, tulisannya sudah beberapa kali diperbincangkan dalam forum-forum diskusi sastra berkelas, dan sekarang dia bekerja di salah satu stasiun televisi swasta tanah air.
Sebetulnya ada banyak penulis-penulis hebat di Indonesia yang saya kagumi, selain Ratih Kumala. Karya-karya mereka mampu membuat saya “jatuh cinta pada pandangan pertama”...hehe. tentu saja dengan mengagumi akan timbul motivasi dalam diri kita secara tidak langsung. Semoga saja saya, anda, dan kalian semua mampu semakin memperkaya dunia tulis-menulis di Indonesia...^^
Semoga tulisan ini bermanfaat....^_^
The best casinos to play slots games in 2022 - KTM Hub
BalasHapusIt seems that the 서귀포 출장샵 new rules change most 경상북도 출장마사지 of the time. It's like having a 목포 출장마사지 table that contains 3 reels, 3 rows, 3 포항 출장샵 rows, 3 rows 정읍 출장안마 and 3 rows