“From Bandung With Love” adalah sebuah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film ini disutradarai oleh Henry Adianto , dibintangi antara lain oleh Marsha Timothy, Richard Kevin, dan masih banyak lagi. Berikut ini adalah sinopsis “from bandung with love” yang saya dapat dari hasil googling di internet. Hehe.....
Sinopsis :
Vega (Marsha Timothy), mahasiswi yang selain bekerja sebagai penyiar radio dengan nama samaran Vey, ia juga bekerja sebagai copywriter Sebagai penyiar radio ia memakai nama Vey, mempunyai acara khusus yang membahas masalah relationship berjudul “From Bandung With Love.”
Cerita dimulai saat Vega memutuskan untuk membahas masalah perselingkuhan dan kesetiaan dalam siaranya minggu mendatang. Dia mulai dengan teori, bahwa 10 dari 11 laki-laki tidak setia. Teori ini diperkuat pula oleh Wulan, sahabat Vega yang baru saja mendapati pacarnya selingkuh
Usaha Vega pun dibawa ke kantor advertising yang mempekerjakan dia sebagai copywriter. Dia mengamati, lalu memilih Ryan, creative director yang terkenal playboy. Vega memanfaatkan waktu seminggu menjelang siaran untuk mendekati Ryan (Kieran Shidu), untuk mencari tahu dari sis lelaki yang tidak setia.
Tapi, apapun dapat terjadi dalam 6 hari. Vega jatuh cinta dengan Ryan, karena Ryan memang mengetahui benar, how to treat a lady, sebuah karakter yang berbeda dengan Dion (Richard Kevin), pacar Vega yang sebenarnya. Hingga di satu titik Vega menyadari, bahwa dialah yang tidak setia. Tidak setia terhadap tujuan, terhadap Dion, Wulan dan dirinya sendiri.
Jujur sejak melihat covernya saya sudah penasaran, apalagi melihat judulnya yang sedikit banyak menggelitik rasa penasaran semakin dalam....^^
Mungkin sebagian orang di Indonesia sendiri kurang berminat dengan film Indonesia yang kebanyakan “nggak asyik” (bisa dibilang termasuk saya), Jalan ceritanya jika tidak menukar-nukar anak mungkin horor yang sama sekali jauh dari kesan horor itu sendiri. Satu, dua mungkin enak ditonton itupun karena memang memuat hal-hal serius seperti motivasi mengenai dunia pendidikan tanah air yang miris dan menjadi sebuah angin segar di tengah-tengah kejenuhan masyarakat akan film-film Indonesia lainnya. Baiklah, pada “sore yang sebentar lagi akan beranjak menyambut seberkas korona di ufuk sana” ini, sekedar melepas histeria berakhirnya UAS daripada tidur-tiduran terus, maka tidak ada salahnya jika saya menjabarkan alasan-alasan saya mengapa begitu menyukai film “from Bandung with love” ini...
1. Judulnya
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia maka judul film ini berarti “dari Bandung dengan cinta”, begitulah kurang lebih. Terselip kata “Bandung” di antara tiga kata lain yang mengapitnya. Karena saya sendiri bukan asli dari Bandung, maka kalau boleh jujur lagi Bandung adalah kota impian saya. Terlebih setelah lulus SMA, kala itu dalam benak saya jika memang Allah mengizinkan dan memberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah maka Bandung adalah satu-satunya kota pilihan saya. Entahlah karena apa, mungkin karena Bandung cukup kentara dengan kesan eksotis. Dibalut hawanya yang sejuk, kulinernya yang cukup tersohor, dan Bandung banyak disebut-sebut sebagai barometer mode di Indonesia. Nah, film ini memang seratus persen bersetting di kota Bandung, keindahan kota Bandung jelas sekali diekspos dalam film ini. Dari mulai beberapa sudut jalanan di daerah Dago, beberapa cafe-cafe tempat tongkrongan anak muda, dan tentu saja Radio 99ers Bandung yang menjadi tempat Vega (Marsha Timothy) bekerja sebagai penyiar. Jadi betapa menariknya beberapa sudut kota Bandung itu jika dibingkai dalam frame cerita romantis dan diwujudkan dalam sebuah film.
2. Profesi Vega
Bercuap-cuap menghibur dan didengar banyak orang adalah penyiar radio dan itu adalah salah satu daftar mimpi saya atau bisa disebut cita-cita sebenarnya. Saya memang tipe orang yang suka berbicara dan tampil di depan banyak orang. Saya merasa lumayan piawai dan cukup fasih mengolah kata-kata, mempermainkan intonasi dan menatap penuh percaya diri saat berbicara di depan banyak orang. Walaupun sekarang saya memang bukan lah seorang penyiar radio...hehe. Tapi tak apalah toh sekarang saya adalah mahasiswi kependidikan yang pasti akan berbicara menyampaikan ilmu yang bermanfaat kepada audiens saya kelak, yaitu siswa-siswa saya...^^
3. Style Para Pemain
Di dalam film ini Marsha Timothy yang memang cantik, selalu bergaya casual dan simple dengan dandanan yang soft serta terkesan fresh. Selain Marsha Timothy tentunya pemeran utama pria yaitu, Richard Kevin. Seperti halnya Marsha Timithy maka Richard Kevin pun dalam film ini berpakaian casual dan simple tapi tetap menarik, karena dia memang gantengggg.....^^
4. Jalan cerita
Film romantis tentu saja selalu dibumbui dengan nuansa bahagia dan sedih. Saya pun seperti kebanyakan wanita lainnya akan dengan mudahnya berurai air mata haru karena adegan yang dramatis. Adegan-adegan seperti itu memang seru, mampu mengaduk-aduk perasaan seakan-akan kitalah yang merasakan saat-saat penuh haru itu. Hehe.... begitulah wanita yang memang dominan dikuasai perasaan ketimbang logika... kesetiaan adalah tema yang diangkat dalam film ini, tema yang sensitif. Kesensitifan ini pun baru saya sadari ketika menonton film ini. “Kesetiaan itu tidak bisa direncanakan memang” salah satu ucapan Vega dalam film ini. Mungkin hal itu benar adanya, bukan tidak mungkin saya yang memang menjunjung tinggi kesetiaan dan sangat membenci orang yang tidak setia, suatu saat tanpa diduga akan menjadi orang yang tidak setia lagi....(seperti yang terjadi pada diri Vega dalam film ini)
Semoga tulisan “nggak penting” ini, bermanfaat bagi kita semua. Karena sesuatu yang telah tertulis itu akan menjadi pertanggungjawaban penulisnya lah di akhirat kelak...^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar