Rabu, 15 Februari 2012

Buku ”harian (diary)”



Saya rasa hampir setiap orang pada masa awal-awal remajanya pernah memiliki sebuah buku harian, terlebih lagi seorang wanita. Sebuah buku manis bersampul pink bermotif bunga-bunga manis nan mengkilat adalah tempat mencurahkan segala manis dan pahit serta suka dan duka hari-hari remaja, itulah buku harian. Dari mulai bahagia mendapat senyuman dari kakak kelas yang dididolakan di sekolah, hingga merasa kesal saat dimarahi ibu semuanya ada dalam buku harian kita. Kita dan buku harian menjadi sangat dekat, hanya kepada buku harian lah kita mampu dengan fasih mencurahkan dan berbagi atas setiap detail kisah sehari-hari yang kita alami. Kadangkala tak jarang buku harian terasa seperti sebuah pertanda bahwa kita sudah remaja, dengan memiliki buku harian kita patut merasa bahwa kita sudah bukan anak-anak lagi. Aahhh....yang jelas betapa indah romansa buku harian ketika zaman-zaman SMP dulu....hehe.

Sekarang di saat saya dudah menginjak semester 6 ini, hampir setiap pulang ke rumah tak pernah absen saya mengobrak-abrik salah satu lemari di sudut rumah yang isinya adalah buku-buku saya ketika SMP hingga SMA. Tentu saja di antara buku-buku itu, buku harian ketika SMP selalu menjadi sesuatu yang menyita perhatian saya. Membaca isinya saya seakan-akan sedang terlempar ke saat-saat SMP dulu, saya seakan-akan tengah mencium aroma khas seragam putih biru yang saya kenakan sambil sesekali sibuk menyeka ujung-ujung halus rambut saya yang berjatuhan dari kuncirnya...^^

Kini, entahlah saya kurang paham apakah histeria yang saya rasakan tentang sebuah teman bernama buku harian kala SMP itu, masih melekat dengan anak-anak SMP zaman sekarang. Seiring waktu yang terus bergulir dengan segala kecanggihan yang kian merajai pelosok bumi ini, rasanya sedikit demi sedikit banyak hal-hal menyenangkan yang sekarang mulai ditinggalkan oleh remaja masa kini karena tergerus arus modernisasi dan semacamnya...