Rabu, 14 Desember 2011

Analisis Wacana


A.      IDENTITAS PERISTIWA
Peristiwa :
Percakapan di dalam angkot trayek Kalapa-Ledeng sepanjang perjalanan dari Bandung Indah Plaza menuju Gerlong.
Pelaku :
Dua orang laki-laki dan dua orang perempuan
Waktu terjadi :
Kamis  (Sore), 17 November 2011

B.       ISI PERCAKAPAN
Keterangan :
L1 = lelaki 1
L2 = lelaki 2
P1 = perempuan 1
P2 = perempuan 2


L1 :
Elo mau ke Jakarta?

P1 :
Iya besok, rencananya sih besok pergi langsung pulang lagi

L2 :
Ngapain?

P1 :
Mau ke kota tua. Tapi nggak tahu sih si Stella ngajakin nonton tadi.

P2 :
Emang elo nggak bosan nonton?

P1 :
Nggak tahu sih, atau ngikut sama si Gebi.

P2 :
Kamu mau ke Trans Studio?

P1 :
Nggak tahu sih.

P2 :
Mending kita ketemu di Ancol, daripada ke Trans Studio bayar dua ratus ribu. Itu udah    nyampe kalau buat ke Jakarta.

P1 :
Iya ya, nanti gua bujuk si Gebi. Bilang aja mending kita foto-foto ke ancol. Tapi takutnya mereka nggak mau. Besok kan selasa?

P2 :
Belum.

L2 :
Besok jumat kali. Gua paling tidur ntar kalau udah nyampe rumah.

LI :
Dua hari ini nggak ada “boys boys bangun”.

P2 :
Masa sih?

L1 :
Ya iyalah tadi pagi aja kami nggak ada workshift.

L2 :
Tadi pagi ada apa nggak sih?

L1 :
Ada suara kan, Cuma ketiduran lagi malas bangun. Aku pasti dapat jatah kerja semester ini, abis bulan ini. Aku absen tiga doang, habis itu nggak pernah lagi aku absen.

L2 :
Aku 12 jam, udah aku bayar. Suruh bersihin kamar aku sendiri sih. Habis si Roy suka ngeledek, ya udah gua bersihin aja.

P2 :
Tapi kalau kata aku pak Anggit nggak pernah resek, padahal gua udah bolos beberapa kali.

L2 :
Masa sih, kalau kata aku resek sih. Soalnya suka ada yang ngontrol. Waktu yang jaga malam itu kan, aku lagi workshift.

L1 :
Oh yang waktu kau jaga malam itu ya?

P2 :
Itu, kalau yang jaga malam itu suka bunyiin lonceng itu, lonceng dining ya?

L1 :
Memang itu peraturannya, harus di lonceng itu.

P1 :
Emang kenapa?

L1 :
Biar kelihatan kalau kita nggak tidur.

P2 :
Oh ya?

L1 :
Sekali sejam itu harus di lonceng, apalagi kalau sudah aku sama si Ando. Malam-malam kami disuruh berkeliling, mengecek semuanya.

L2 :
Sampe ke jemuran belakang asrama cewek?

L1 :
Kan itu rutenya. Serem kali aku kalau belakang asrama cewek itu kalau malam.

L2 :
Iyalah, pengen nyobain tapi ngeri juga.

P2 :
Apalagi yang waktu pernah ada maling itu kan?

L1 :
Itu kan pas kami shift jam 3.

P2 :
Jam 3 pagi?

L1 :
Iya, jadi yang sebelumnya itu yang jam 11. Jadi yang ngedapetin waktu itu professor kami yang dari matematika si Pak Jimmy.

P1 :
Yang nemuin pencuri itu?
L1 :
Iya, waktu itu pencurinya pake sepatu segala, sepatu colongan. Sampai main kejar-kejaran segala seperti main petak umpet waktu itu.

P2 :
Iya lah, aku sampai kasihan liat dia digebukin tapi kesal lagi kalau ingat itu maling.

L2 :
Tapi aku sebel kalau pas ngabsen.

L1 :
Sama lah semua kampus, semua pasti ada absen. Nggak ada kampus yang nggak ada absennya.

P2 :
Iya, kalau BSI gimana?

P1 :
BSI mah kuliahnya Barack Obama.

L2 :
Nggak ada absennya, BSI mah absen sampahan. Orang pas gua SMA aja gua bisa ikut-ikut ke BSI kan. Gua masuk-masuk aja bebas ngeliatin ruang kelasnya. Kelasnya massal.

P2 :
Tapi Barack Obama kuliah di situ jago banget ya? Gila anak Menteng kuliah di situ.

L1 :
Nah di sinilah rute-rute kami kalau sama Jaufani, tapi nggak pernah pake helm bertiga kami satu motor. Waktu itu kami juga suka ke gereja setan.

L2 :
Oh kau ikut ya yang waktu ke gereja setan itu?

L1 :
Pertama kali sih nggak berani, tapi yang kedua kali baru berani.

P2 :
Emang itu kayak beneran ya? Tapi katanya nggak ada pintunya?

L1 :
Ada, tapi gerbang semuanya.

P1 :
Ih bener gitu?

L2 :
Emang enggak apa-apa?

L1 :
Nggak apa-apa liat doang. Ada gurita itu di atasnya.

P2 :
Iya ya waktu itu pernah liat di internet di atasnya mereka.

P1 :
Gurita apa gurita? Gurita animasi 3D ya?

L1 :
Emang gurita, patung gurita. Itu katanya nunjuk, enggak tahu nunjuk ke arah mana.

P2 :
Nunjuk arah kiblat kali ya. Eh ntar antar gua ke Ciwalk ngambil travel ya.





C.    ANALISIS DIALOG
1.      Kerjasama Partisipan
a.      Maxim Kuantitas
Jawaban yang belum pasti dan masih ada pilihan.
Dalam percakapan di atas terdapat maxim kuantitas pada penggalan berikut :
·         L2 :
            Ngapain?

            P1 :
            Mau ke kota tua. Tapi nggak tahu sih si Stella ngajakin nonton tadi.

·         P2 :
Emang elo nggak bosan nonton?

P1 :
Nggak tahu sih, atau ngikut sama si Gebi.

Pada penggalan di atas terdapat kata yang dicetak miring dan digaris bawahi. Kata-kata tersebut menunjukkan adanya jawaban yang belum pasti dan masih terdapat pilihan. Oleh karena itu penggalan dialog di atas memenuhi maxim kuantitas.
b.      Maxim Kualitas
Jawaban yang sesuai dengan konteks nyata.
Dalam percakapan di atas terdapat maxim kualitas pada penggalan berikut :
·         P2 :
Jam 3 pagi?

L1 :
Iya, jadi yang sebelumnya itu yang jam 11. Jadi yang ngedapetin waktu itu professor kami yang dari matematika si Pak Jimmy.

Pada penggalan di atas terdapat kata yang dicetak miring dan digaris bawahi. Kata-kata tersebut menunjukkan adanya jawaban yang sesuai dengan konteks nyata. Oleh karena itu penggalan dialog di atas memenuhi maxim kualitas.
c.       Maxim Relasi
Jawaban yang belum sesungguhnya bergantung interpretasi cenderung merujuk pada kebiasaan.
Dalam percakapan di atas terdapat maxim relasi pada penggalan berikut :
·         P2 :
Belum.

L2 :
Besok jumat kali. Gua paling tidur ntar kalau udah nyampe rumah.

Pada penggalan di atas terdapat kata yang dicetak miring dan digaris bawahi. Kata-kata tersebut menunjukkan adanya jawaban belum sesungguhnya terjadi tetapi merujuk pada kebiasaan. Oleh karena itu penggalan dialog di atas memenuhi maxim relasi.

2.      Tindak Tutur
a.      Berdasarkan Jenisnya
1)      Tindakan Representatif
Tindak tutur representatif adalah menjelaskan sesuatu apa adanya.
Dalam percakapan di atas terdapat tindakan representatif pada penggalan berikut :
·         L2 :
Tadi pagi ada apa nggak sih?

L1 :
Ada suara kan, Cuma ketiduran lagi malas bangun. Aku pasti dapat jatah kerja semester ini, abis bulan ini. Aku absen tiga doang, habis itu nggak pernah lagi aku absen.

Pada penggalan di atas terdapat kata yang dicetak miring dan digaris bawahi. Kata-kata tersebut menunjukkan adanya jawaban yang menjelaskan sesuatu dengan apa adanya. Oleh karena itu penggalan dialog di atas memenuhi kaidah sebuah tindakan representatif.
2)      Tindakan Deklaratif
Tindak tutur deklaratif adalah memantapkan dan membenarkan tindakan tutur yang lain..
Dalam percakapan di atas terdapat tindakan deklaratif pada penggalan berikut :
·         P2 :
Kamu mau ke Trans Studio?

P1 :
Nggak tahu sih.

P2 :
Mending kita ketemu di Ancol, daripada ke Trans Studio bayar dua ratus ribu. Itu udah    nyampe kalau buat ke Jakarta.

P1 :
Iya ya, nanti gua bujuk si Gebi. Bilang aja mending kita foto-foto ke ancol. Tapi takutnya mereka nggak mau. Besok kan selasa?

Pada penggalan di atas terdapat kata yang dicetak miring dan digaris bawahi. Kata-kata tersebut menunjukkan adanya pernyataan dari P2 yang kemudian dimantapkan dan dibenarkan oleh P1. Oleh karena itu penggalan dialog di atas memenuhi kaidah sebuah tindakan deklaratif.

b.      Berdasarkan Sifat Hubungan
1)      Tindak Tutur Lokusi
Tindak tutur lokusi adalah menyatakan sesuatu tanpa ada maksud lain dari tuturan tersebut. Percakapan di atas didominasi oleh tindak tutur lokusi, karena secara garis besar percakapan tersebut menyatakan sesuatu dengan biasa tanpa ada maksud lain.































Tidak ada komentar:

Posting Komentar